Selasa, 30 Maret 2010

Flora & Fauna Inggris

Anjing Telepon 911 Selamatkan Nyawa Majikan

Rasanya memang tak berlebihan jika anjing sering disebut sebagai sahabat terbaik manusia. Hal ini telah dibuktikan oleh seekor anjing herder yang berhasil melakukan panggilan darurat 911 untuk menyelamatkan nyawa sang majikan.

Anjing pintar bernama Buddy ini segera menelepon 911 saat majikannya, Joe Stalnaker, mengalami kejang. Saat tersambung dengan operator, ia berkomunikasi dengan cara menyalak terus-menerus. Beruntung, hal itu memancing kecurigaan petugas, dan polisi pun langsung diterjunkan ke kediaman Stalnaker.

Stalnaker yang mengalami kejang segera dilarikan ke rumah sakit, dan menjalani perawatan selama dua hari hingga sembuh dari kejangnya. Ini adalah kali kedua Buddy berhasil menyelamatkan nyawa majikannya dengan membuat panggilan ke 911.

Hewan Pikachu Dilelang

Jika Anda penggemar kartun Jepang pasti Anda tahu tokoh Pikachu pada film Pokemon.

Seorang
pria mengklaim bahwa ia telah menemukan hutan Pikachu dan menawarkan
diri untuk menangkap Pikachu dan menjualnya pada sebuah lelang di
Jepang. Harganya? 925 juta dolar Amerika!

Total hanya 20 Pikachu yang akan ditawarkan. Harga tersebut sudah termasuk persediaan makanan untuk 3 bulan dan video berdurasi 60 menit yang mengajarkan bagaimana cara merawat Pikachu.

Lobster Raksasa

Seorang nelayan bernama John Brannan terkejut ketika menemukan seekor lobster berukuran tidak normal ketika sedang berlayar di Terusan Inggris.

Lobster 'raksasa' itu memiliki panjang tubuh 91,5 centimeter, belum lagi ditambah capitnya yang sepanjang 45 centimeter. Wow...

Meski besarnya lebih dari empat kali lobster normal dan dapat dikonsumsi sekitar 10 orang, lobster itu takkan menjadi santapan atau diperjual-belikan. Pasalnya, John telah mendonasikan lobster berwarna biru-merah itu kepada Blue Reef Aquarium.

PelukanTenangkan Simpanse

Jika anda baru saja bertengkar atau bermusuhan dengan kolega anda, tidak ada yang lebih baik dibandingkan tepukan di pundak atau pelukan dari seorang seorang sahabat.

Simpanse, tampaknya, punya perasaan yang sama, demikian menurut satu penelitian di Kebun Binatang Chester.

Penelitian itu disebut memberikan bukti awal bahwa penghiburan di kalangan primata, seperti memeluk atau membelai bisa mengurangi tingkat stress setelah satu pertengkaran.

Perilaku ini bisa mengindikasikan adanya empati, kata Doktor Orlaith Fraser dalam festival Ilmiah Asosiasi Inggris Raya.

Read More >>

Flora & Fauna Bali

Flora

Bali flora termasuk megah, pohon-pohon Banyan suci, ayunan pohon kelapa, yang serbaguna bambu, pohon-pohon akasia dan bunga, bunga, bunga! Bunga dapat dilihat di mana-mana; Bali cinta keindahan dan kebun mereka, jalan dan pekarangan kuil yang menyenangkan dihiasi dengan segala macam bunga dibayangkan. Kembang sepatu, bugenvil, poinsettia, oleander, melati, lili air, mawar, begonia, magnolia, anggrek dan hydrangea dapat ditemukan dan dinikmati di seluruh Bali. Mana-mana bunga kamboja dengan parfum yang eksotis aduk ke pemandangan yang indah.

Fauna

Wildlife berkembang di Bali. Ingin tahu monyet dengan tangan terulur selamanya memohon sebuah memperlakukan, kadal hidup harmonis dengan manusia dan sudah diakui secara kebetulan menjadi pertanda jika seseorang mendengar panggilan kadal tujuh kali. Harimau Bali yang sulit dipahami masih berkeliaran di terpencil bagian barat laut pulau tetapi penampakan memang jarang. Kelelawar, tupai, iguana, civets, kijang, kancil dan lebih dari 300 jenis burung berbagi Bali hijau subur. Anda juga akan melihat lumba-lumba di dekat sekolah Lovina, Candidasa dan Padangbai, dan ada warna-warni koral dan ikan karang kecil, moray belut, krustasea, spons dan plankton-makan hiu paus sepanjang pantai timur Pulau Menjangan, dekat Gilimanuk. Tentu saja, kita tidak boleh mengabaikan teman-teman dalam negeri kita, yang membangunkan kami di pagi hari atau kulit di malam hari. Ayam jantan, ayam, bebek, babi, kerbau dan sapi membentuk gambaran lengkap dari sebuah kehidupan pertanian Bali.
Read More >>

Makhluk Ajaib Dari Filipina

Tarsier atau Tarsius syrichta adalah sejenis primata yang terkecil di dunia dan bisa ditemukan di Filipina, dan variasi speciesnya ditemukan juga di Sumatra, Borneo, Sulawesi (Indonesia). Matanya yang bulat lebar dan hidungnya yang lucu sangat menarik untuk dilihat sementara ukurannya yang kecil pas banget bila berada di genggaman tangan kita. Jika Anda berkesempatan mengunjungi Filipina, hewan mungil lucu ini dapat Anda temukan pada malam hari di pulau Bohor, Samar, Mindanau, dan Leyte. Hewan mirip monyet ini memakan serangga yang sering keluar dari kayu bekas terbakar atau arang kayu.





Spesies tarsier sendiri dipercaya sudah ada sejak 45 juta tahun yang lalu. Ahli Biologi J. Petiver adalah orang yang pertama kali mempublikasikan hewan ini. Tidak seperti anggapan banyak orang, tarsier sebenarnya bukanlah monyet yang ukurannya paling kecil meski spesifikasinya mirip dengan spesies primata lainnya seperti lorise, lemur dan bushbaby. Perbedaannya terletak pada konfigurasi taksonomi dari kera pada umumnya dan Anda akan menemukan ciri-ciri yang mirip dengan antropoid. Spesies lainnya yang mirip dengan tarsier juga ditemukan di Borneo, Sumatra, Sulawesi (Indonesia), dan Madagascar dangan variasi ukuran dan bentuknya.





Tarsier asal Filipina ini adalah hewan yang sangat aktif dan menarik dengan ciri-cirinya yang khas. Meski tubuhnya dibalut dengan bulu warna abu-abu, ekornya yang sepanjang kira-kira 232mm hampir tidak berbulu alias gundul. Dari kepala hingga ekor panjangnya antara 118-149mm dengan berat 113-142 gram. Yang mengesankan dari hewan ini adalah mata besarnya yang menonjol yang sepertinya tidak pas dibandingkan dengan tubuh mungilnya. Ukuran rongga matanya hingga melebihi ukuran tempurung otak dan perutnya.





Tangan dan kakinya mempunyai jari-jari yang mirip dengan manusia yang digunakannya untuk bertengger di pohon dan ekornya digunakan untuk keseimbangan. Anda bisa melihat saat jari tengahnya mulur dan tulang pergelangannya yang panjang bekerja seperti shock absorber. Hal ini membantunya melompat dari dahan yang satu ke dahan yang lainnya dengan mudah. Kepalanya sangat mirip dengan kepala burung hantu karena bentuknya dan pertemuan yang unik di tengah-tengah sinus dan tengkoraknya membuatnya mampu memutar kepalanya 180 derajat. Tarsier juga memiliki gigi-gigi yang tajam untuk membantunya memangsa serangga selama berburu di malam hari.



Tarsier lebih suka tinggal di lubang-lubang di pohon atau akar-akar bambu meski masih mungkin menemukannya di tempat lain. Hewan ini banyak melakukan aktivitasnya di malam hari, meski sekali-kali Anda bisa memergokinya di siang hari. Para pejantan dan betinanya diketahui hidup berkelompok, dengan sang betina yang menjadi pengasuh tarsier-tasier muda. Mereka mengeluarkan suara-suara unik saat menantang, masa kawin, berkumpul di kelompoknya, dll. Kelenjar epigastric dari tarsier jantan digunakan untuk membantu penciumannya, sementara Anda juga bisa menemukan isyarat-isyarat gerakan wajahnya yang memiliki arti.





Tarsier mencapai kedewasaan seksual saat berumur 2 tahun. Sang betina mengalami panas berulang sampai kira-kira 23 hari dan mengeluarkan suara-suara unik untuk memberitahukan masa suburnya. Masa kehamilannya mencapai 6 bulan sementara masa hidup tarsier sendiri bisa mencapai 12 hingga 20 tahun. Proses kelahiran dan pertumbuhan bayi tarsier berlangsung sangat cepat. Bayi-bayi tarsier disapih setelah 60 hari dan bahkan sudah bisa berjalan dengan sendirinya dalam waktu 19 hari setelah kelahirannya.



Saat ini tarsier di Filipina terancam akan mengalami kepunahan akibat kerusakan di habitat hutan alamnya. Pembukaan lahan hutan dengan dibakar dan illegal logging menjadi biang keladi menurunnya jumlah tarsier. Ditambah lagi dengan adanya aksi perburuan tarsier dimana tarsier ini sering dijadikan suvenir untuk turis. Saat ini tarsier telah dinyatakan sebagai hewan yang dilindungi, tapi jika pemerintah Filipina tidak serius menanganinya bukan tidak mungkin tarsier akan punah dalam waktu yang tidak lama lagi.
Read More >>

Flora dan Fauna di Papua Barat


Papua Barat terletak di sabuk Wallace yang membagi Kalimantan dan Sulawesi, dan memisahkan wilayah biogeografi Asia dan Australia. Berbeda dengan Jawa, Sumatera dan Kalimantan, sebagian besar flora dan fauna Papua berasal dari Australia.


Karang Pantai -Manokwari IND

Keanekaragaman Flora

Keragaman aneka tanaman Papua termasuk salah satu yang terbesar di dunia dengan sekitar 2700 spesies anggrek. Selain dari pada itu, Papua juga kaya akan pohon pakis, lianas dan berbagai tumbuhan obat-obatan. Tumbuhan yang menjadi makanan sehari-hari termasuk pisang, buah keluwih/sukun, pohon kelapa, sagu, pepaya, nanas dan kentang.


Pegunungan Arfak: Kekayaan Flora dan Fauna

Setidaknya ada sekitar 650 spesies burung dan masih banyak lagi subspeciesnya di Papua Barat. Di Pegunungan Cagar Alam Arfak, 25 km barat daya Manokwari, ditemukan sekitar 320 spesies burung. Termasuk di dalamnya beragam burung paradise, burung beo, burung kakak tua, burung bangau, Elang Papua Harpy, burung Bower dan Arfak Astrapia. Sekitar 110 spesies mamalia termasuk 30 spesies marsupial juga ditemukan di Pegunungan Arfak, juga pohon kanguru, spesies kuskus, rubah, kelelawar dan possum. Selain itu, Papua Barat juga rumah bagi invertebrata dan reptil, termasuk kupu-kupu besar dan kecil (‘hanya’ berukuran 3 m), dan varan-Komodo.

Read More >>

Flora dan Fauna Malaysia

Flora
Subur memberikan latar belakang vegetasi pantai
Malaysia adalah bintang terbit Asia Tenggara pariwisata, suatu bangsa menatap masa depan sementara menghargai cara-cara masa lalu. Perdagangan selama berabad-abad telah menghasilkan campuran yang bersemangat malay, Cina, India dan penduduk asli budaya, menciptakan benar-benar multi bangsa, tradisi dan agama. Lanskap yang megah tidak kurang beragam - hutan lebat, menjulang puncak dan hutan hujan tropis pelabuhan yang berlimpah flora dan fauna. Resort pulau tropis dan tanpa henti putih, pantai berpasir menawarkan rasa surga.

Malaysia telah banyak atraksi alam untuk memuaskan bahkan yang paling cerdas petualangan pencari. Lebih dari 50 persen dari daratan masih ditutupi hutan. Dan dengan Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia menjilati pantainya, ada berbagai variasi flora, fauna dan kehidupan laut untuk dinikmati.

Hutan-hutan ini merupakan salah satu bastion terakhir di dunia tumbuhan dan hewan langka. The Rafflesia, di dunia bunga terbesar dan terkecil tupai kerdil dapat ditemukan di sini. Beberapa ekosistem yang ada di Malaysia mulai dari dataran rendah hutan Dipterocarp ke sub-gunung tropis. Ada lahan basah, makanan penutup vegetasi semak belukar dan batu kapur 'di antara banyak orang lain untuk memeriksa.

Fauna
Lingkungan bervariasi tanpa henti ini juga tempat penampungan sejumlah besar paling langka di dunia dan hewan yang paling luar biasa: Sumatra Rhinoceros, yang Macan dahan dan Malaysia Tiger, Sun Bear, Monitor Lizard, dan Orang Utan, atau "manusia dari hutan," adalah hanya beberapa contoh. Hutan-hutan di Malaysia juga rumah bagi Asia Tenggara puncak tertinggi, serta dunia yang paling luas dan luas gua-gua alam.

Sebuah sekolah ikan di Malaysia watersThe hutan itu sendiri adalah salah satu yang paling kuno di planet ini, jauh lebih tua dari hutan khatulistiwa Amazon atau Kongo. Ini memiliki puluhan ribu tahun menjadi rumah nomaden masyarakat hutan dan peradaban kuno telah berkembang serta menghilang dalam keluasan. Legenda abound, dan arkeolog baru saja memulai usaha mereka di sini.

It's sekitar 70% dari malaysia masih di kawasan hijau. Malaysia adalah negara yang sangat peduli tentang lingkungan dan alam. Ini membuat Flora dan Fauna di Malaysia tumbuh baik lingkungan. Saat ini, Malaysia telah meningkatkan peduli dengan polusi dan kualitas lingkungan untuk memastikan mereka yang sesungguhnya murni alam dan lingkungan bersih mereka belum hancur.

Tempat yang terkenal Flora dan Fauna di Taman Negara Malaysia adalah tempat yang indah dan fantastis Flora Fauna dapat ditemukan di sini, Rompin Endau hutan hujan tropis yang indah dimana tumbuh hutan hujan, hutan hujan Sepilok Sabah di mana tempat terkenal di dunia dari Orang Utan, Sarawak hutan hujan tropis, Cameron Highland yang merupakan tempat terkenal keindahan bunga-bunga, buah-buahan, sayuran dan kebun teh, Rantau Abang di mana tempat terkenal penyu, Pulau Sibu, Pulau Rawa, Pulau Tioman dan Pulau Langkawi di mana indah dan murni adalah mengurus karang oleh Malaysia otoritas dan banyak lagi
Read More >>

Afrika flora dan fauna

Dasar persediaan

Hal ini sangat penting untuk memiliki cukup air di tangan, karena Taman Nasional dapat menjadi sangat panas dan suhu sekitar 30 º C di tempat teduh adalah umum. Tamparan pada jumlah liberal tabir surya dan mengenakan topi bertepi lebar yang tidak akan meledak dalam angin.

Pagi-pagi dan malam drive, di sisi lain, dapat memperoleh jelas Afrika dingin selama musim dingin, jadi baju hangat atau jaket akan berguna.

Permainan drive yang terbaik dinikmati ketika Anda mempunyai peralatan optik seperti teropong, masih kamera dan kamera video. Semua peralatan optik harus menghadapi kondisi cahaya sangat sulit, seperti intens sinar matahari pada siang hari dan sangat sedikit cahaya di fajar ketika banyak predator yang aktif.
[sunting] Binoculars

Beberapa binatang, seperti gajah dan jerapah, cenderung pendekatan dekat dengan mobil dan peralatan standar akan memungkinkan tampilan yang baik. Singa, cheetah dan macan tutul kadang-kadang pemalu dan Anda akan melihat mereka lebih baik dengan teropong. Teropong harus memiliki 10 × pembesaran, idealnya dengan kualitas kaca penglihatan pada malam hari.
[sunting] Kamera

Baik safari fotografi tidak datang dengan mudah dan murah. Persyaratan yang paling nyata adalah lensa tele: 200mm minimum yang praktis, 300mm lebih baik dan profesional (terutama para pengamat burung) membawa 500mm lensa yang dapat dikira sebagai teleskop. Namun, itu tidak cukup untuk menjadi hanya lensa lama, Anda juga memerlukan lensa yang cepat bekerja dengan baik dalam kondisi cahaya rendah di pagi dan sore hari, tetapi sebuah lensa yang baik panjang dan cepat dapat ludicrously mahal. Anda dapat mengimbangi sampai batas tertentu dengan tripod atau yang lebih portabel sepupunya Monopod - dengan masa lalu lensa 300mm ini menjadi keharusan praktis untuk menghilangkan blurriness.

Jika Anda memiliki kamera SLR atau kamera Prosumer yang sama, menghabiskan waktu mempelajari pengaturan kamera Anda. Aperture besar (angka kecil) akan membantu subjek menonjol dengan mengaburkan latar belakang. Continuous modus fokus berguna untuk melacak binatang bergerak.

Ingatlah bahwa Anda mungkin akan menembak lebih banyak gambar daripada sebelumnya dalam hidup Anda karena ada begitu banyak hal yang menarik untuk dilihat. Jadi, lebih baik untuk memiliki dua kali atau lima kali lebih banyak film atau karena banyak memori stik atau media penyimpanan lain daripada yang akan mengambil pada hari libur normal. Hal yang sama berlaku untuk baterai kamera Anda, bahkan jika Anda tidak pernah berubah baterai kamera Anda kemungkinan besar akan rata setelah satu hari menonton permainan. Lensa besar dan terus-menerus berfokus akan mengisap pada baterai lebih dari biasanya.

Dan ketika kau kembali ke pondok, meluangkan beberapa menit untuk menghapus membersihkan gigi, atau debu akan melampiaskan malapetaka di apa-apa dengan bagian yang bergerak, terutama mereka yang mahal lensa zoom
Read More >>

Australian Fauna & Flora

Marsupials were saved from competition with more highly developed mammals. Birds unique to Australia also survived, and distinctive trees and plants developed. There are about 280 species of mammals, 800 of bird, 300 of lizard, 140 of snake and two of crocodile. Of the mammals, almost half are marsupials. The rest are either placental mammals or monotremes and most are unique to Australia.

Australia’s best-known animals are the kangaroo, koala, platypus, wombat and spiny anteater.

Isolation enabled the Australian continent to become a sanctuary for marsupials - mammals that suckle their young in pouches.

Among Australia’s marsupials are grazing animals, tree climbers, amphibians, earth burrowers, and the counterparts of cats and dogs and rats and mice.

There are about 50 species of kangaroo, ranging from some that stand as tall as a man to others as small as cats. Pictured is a koala with her cub.

Of the bird species listed in Australia, 400 - including the large, flightless emu - are found nowhere else. Isolation also allowed for the development of strange birds - as strange as the kangaroo and the koala. They range from tiny honeyeaters to the flightless emu which stands nearly two metres tall.

Australian fauna and flora - lorikeets There are 55 species of parrots in Australia, and the birds are as numerous as they are colourful.

A map by one of the earliest navigators suggested the Australian continent should be called Terra psittacorum, land of parrots.

Some of these birds are worth thousands of dollars a pair overseas, whereas in Australia they wake you up in the morning and crap on your car. Pictured are Rainbow Lorikeets.

We have more species of venomous snakes than any other continent and our spiders are also among the world's most venomous.

Australia has 20,000 species of plants, including living fossils such as the cycad palm and the grass tree, and brilliant wildflowers such as the waratah, Sturt’s desert pea, the flowering cones of banksia trees, and the red and green kangaroo paw. The continent has 700 species of acacia, which Australians call wattle, and 1,200 species in the Myrtaceae family which includes eucalypts or gum trees. Wildflowers turn the arid and savanna grassland areas of Australia into carpets of colour after rain. Native forests are limited mainly to wetter coastal districts and rainforests are mainly in Queensland.

The subdued and sombre tones of the eucalypts give the face of Australia its distinctive appearance. Eucalypts truly occupy the continent, from the snow country of the south to the tropics of the north, salt-laden estuary banks and harsh deserts. Some species hug the ground while others reach towards the sky and specimens more than 150 metres in height have been recorded.

Read More >>

IDENTITAS FLORA DAN FAUNA SUMATERA UTARA

Adanya penetapan identitas flora dan fauna (puspa dan satwa) masing-masing daerah dimaksudkan sebagai upaya pengenalan suatu daerah dipandang dari keunikan suatu jenis tumbuhan dan satwa asli/khas yang terdapat di daerah sehingga menggambarkan ciri khas daerah.

Dengan penetapan identitas (mascot) tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasa ikut memiliki dan menanamkan kebanggaan terhadap suatu jenis tumbuhan dan satwa, meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat berperan secara aktif dalam upaya melestarikan keberadaannya serta sebagai sarana peningkatan promosi kepariwisataan daera.

Atas pertimbangan tersebut, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara melalui Surat Keputusan No. 522.5/1611/K/TAHUN 1991 tanggal 8 Juni 1991 telah menetapkan Identitas Flora dan Fauna Daerah Tingkat I Sumatera Utara, yakni :

  1. BUNGA KENANGA (Cananga odorata) sebagai identitas flora
  2. BEO NIAS (Gracula religiosa robusta) sebagai identitas fauna

BUNGA KENANGA (Cananga odorata)

Bunga Kenanga (Cananga odorata) merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini satu suku dengan sirsak dan srikaya, suku Annonaceae. Ditinjau dari sosok tanamannya, Bunga Kenanga ini dibedakan atas 2 jenis, yaitu : jenis pohon dan jenis perdu. Akan tetapi, keduanya termasuk dalam spesies yang sama.

Tanaman Kenanga yang berbentuk pohon tingginya bisa mencapai 20-30 meter. Sedangkan yang berbentuk perdu tingginya hanya mencapai 1-3 meter.

Kenanga merupakan tanaman yang berpotensi cukup tinggi. Secara tradisional bunganya berfungsi sebagi bunga tabur dipemakaman, campuran bunga rampai atau sebagai hiasan sanggul wanita. Bunga Kenanga juga dapat mendatangkan devisa, dari bunganya yang wangi terkandung minyak atsiri. Selain itu bagian batangnya mempunyai nilai ekonomi pula, kayunya yang ukuran besar dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai perkakas rumah tangga, peti dan sebagainya.

BEO NIAS (Gracula religiosa robusta)

Salah satu jenis burung yang berasal dari Sumatera Utara dan banyak diminati oleh masyarakat adalah burung beo. Burung beo banyak dipelihara sebagai burung kesayangan karena kepandainnya bisa menirukan suara manusia. Diantara beberapa jenis beo yang ada, Beo Nias (Gracula religiosa robusta) termasuk yang paling populer dan banyak diminati penggemarnya.

Beo Nias merupakan jenis beo yang endemik di Sumatera Utara. Burung beo ini habitatnya dijumpai di Kabupaten Nias. Untuk mencapai lokasi ini ditempuh dengan cara :

  • Mengendarai kendaraan pribadi atau kendaraan umum dari Medan sampai ke pelabuhan laut Sibolga waktu tempuh lebih kurang 8 jam. Dari pelabuhan ini dengan menggunakan kapal fery melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Gunung Sitoli 12 jam.
  • Menggunakan pesawat terbang melalui bandara Polonia Medan dengan waktu 1 jam. Hanya saja frekwensi penerbangan terbatas.

Karena kepandaiannya mengeluarkan bunyi serta meniru pembicaraan orang menyebabkan burung Beo Nias ini menjadi primadona . Namun banyak juga orang tertipu disebabkan tidak dapat membedakan antara jenis Beo Biasa dengan Beo Nias . Sepintas lalu antara keduanya hampir tidak ada perbedaan termasuk kemampuan berbicara meniru omongan orang. Tetapi kalau diamati lebih mendalam ternyata keduanya dapat dibedakan, yaitu pada ukuran badannya dimana Beo Nias lebih besar dari pada beo biasa serta sepasang gelambir cuping telinga berwarna kuning pada Beo Nias yang menyatu sedangkan beo biasa terpisah (tidak menyatu).

Tidak dapat dipungkiri, bahwa potensi yang dimiliki Beo Nias ini menyebabkan menjadi sasaran perburuan para penggemar burung. Tindakan tersebut, termasuk memperdagangkannya jelas merupakan perbuatan yang salah, karena ini akan berdampak terhadap penurunan populainya di habitat asli.

Untuk itulah, pada tahun 1970 Menteri Pertanian melalui Surat Keputusannya No. 421/Kpts/Um/8/1970 telah menetapkan Burung Beo Nias sebagai salah satu satwa yang dilindungi. Dengan demikian diharapkan adanya kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk tetap mempertahankan kelestariannya di alam bebas. Disamping perlu adanya upaya penangkapannya, untuk mempertahankan kelestariannya.

FLORA LANGKA SUMATERA UTARA

Propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai jenis flora/fauna khas yang masih tersimpan dalam hutan, memerlukan kajian untuk diketahui secara luas. Dalam uraian berikut ini akan disajikan beberapa jenis flora langka dengan maksud agar lebih diketahui secara umum dan selanjutnya diharapkan timbul pemahaman dan tindakan guna pelestariannya. Jenis tersebut antara lain. Anggrek Tien Soeharto (Cymbidium hatinahianum). Bunga bangkai (Jamorphophallus titanum) dan Daun Sang (Johannesteijsmania altifrons) sebagai berikut :

ANGGREK TIEN SOEHARTO (Cymbidium hartinahianum)

    Sumatera Utara boleh berbangga karena memiliki salah satu jenis tumbuhan (jenis anggrek) yang endemik atau yang hanya tumbuh di Sumatera Utara. Kebanggaan ini bertambah lagi disebabkan pada anggrek tersebut ditabalkan nama ibu negara almarhumah Hj. Siti Hartinah Soeharto. Yaitu Anggrek Tien Soeharto atau sering juga disebut dengan Anggrek Hartinah (Cymbidium hartinahianum).

    Habitatnya ditemukan di Desa Baniara Tele Kecamatan Harian Kabupaten Tapanuli Utara (berbatasan dengan Kabupaten Dairi). Lokasi dapat dicapai dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dari kota Medan melalui kota Sidikalang (ibukota Kabupaten Dairi) sejauh 400 km selama lebih kurang 5 jam perjalanan.

Gambar 1. Anggrek Tien Suharto)

Mengingat habitatnya berupa semak-semak yang tidak terawat serta sebagian lagi lokasi perladangan penduduk dan ditambah lagi tidak adanya petunjuk khusus (seperti papan informasi) tentang keberadaan lokasi ini, maka bagi yang belum pernah akan mengalami kesulitan untuk menemukan.

Oleh karena itu disarankan agar terlebih dahulu menghubungi kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam I Medan atau langsung pada Kantor Sub Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Dairi di Sidikalang yang akan membantu menunjukkan lokasinya.

PENEMU

Anggrek ini pertama kali ditemukan oleh Rusdi E Nasution, seorang peneliti dari Herbarium LBN/LIPI Bogor pada tahun 1976. Ketika itu anggrek ini tidak ditemukan dalam berbagai pusta maupun dalam koleksi. Kemudian oleh peneliti tersebut bersama peneliti lainnya J.B. Comber memberi nama ilmiah Cymbidium hartinahianum yang juga berarti anggrek Tien Soeharto pada hasil temuannya.

Penabalan ini Ibu Negara pada jenis anggrek ini merupakan penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka pengembangan dunia peranggrekan di Indonesia.

INDENTIFIKASI

(Gambar 2. Anggrek Tien Suharto di alam tidak terawat)

Anggrek Tien Soeharto tumbuh baik ditempat terbuka diantara rerumputan serta tanaman lain seperti jenis paku-pakuan, kantong semar, dan lain-lain pada ketinggian 1.700 meter diatas permukaan laut.

Anggrek ini merupakan anggrek tanah yang pertumbuhannya merumpun. Daunnya berbentuk pita berujung meruncing dengan panjang 50-60 cm. Bunganya berbentuk bintang bertekstur tebal. Daun kelopak dan daun mahkotanya hampir sama besar, permukaan atasnya berwarna kuning kehijauan dan permukaan bawahnya kecoklatan dengan warna kuning pada bagian tepinya.

UPAYA KONSERVASI

Habitat Anggrek Tien Soeharto di Baniara, Tele berada di luar kawasan hutan, tepatnya pada areal kebun penduduk, yang diperkirakan hanya tinggal lebih kurang 1.200 meter persegi. Sebagai lahan kosong, yang tidak dimanfaatkan, selalu terbuka peluang pemanfaatan lahan untuk berbagai kegiatan seperti misalnya pendirian bangunan/gedung dan perluasan kegiatan perladangan penduduk. Kalau sampai ini terjadi baik habitat maupun populasinya akan musnah. Oleh karena itu perlu langkah-langkah penyelamatan melalui penetapan habitat dimaksud sebagai kawasan konservasi disamping mengadakan budidaya di luar habitat aslinya (konservasi ex situ).

BUNGA BANGKAI (Amorphophallus titanum)

Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) ini tumbuh di Kawasan Taman Wisata/Cagar Alam Sibolangit. Bunga ini memberi pesona tersendiri karena dismping keindahan juga pertumbuhannya yang tinggi dan besar. Itulah sebabnya disebut juga dengan Suweg Raksasa. Bunga yang tumbuh 1995, tingginya mencapai 210 cm. Sedangka sebelumnya tahun 1989 tingginya mencapai 150 cm. Dan diprediksi akan tumbuh lagi pada tahun 2000 di Taman Wisata Sibolangit.

PENEMU

Bungan Bangkai (Amorphophallus titanum) pertama kali ditemukan di Sibolangit pada tahun 1920-an. Adapun penemu pertama jenis bunga ini adalah Odoardo Beccari seorang pakar botani berkebangsaan Italia. Ketika itu, tahun 1878, dalam perjalanannya di Kepahiang – Rejang Lebong (Bengkulu) ia menemukan tumbuhan bunga bangkai. Kemudian oleh rekannya Prof. Giovanni Arcaneli dari Turki, diberi nama ilmiah Amorphophallus titanum terhadap hasil temuan Beccari tersebut. Sejak itu dunia botani mengenal bunga bangkai dengan nama Amorpophallus titanum Beccari.

Bau bunga menimbulkan kesan tidak enak, seolah-olah bau bangkai yang busuk seperti bangkai tikus, dan dari bau inilah maka namanya disebut bunga (kembang) bangkai.

IDENTIFIKASI

Bunga ini muncul dari dalam tanah berasal dari umbi tumbuhan yang telah hilang pada akhir masa pertumbuhannya. Dalam masa perkembangan, bunga atau kembang sangat tergantung pada umbi yang ada di dalam tanah.

    Bunga ini terdiri dari : tangkai bunga, kelopak atau selundang dan bongkol berbentuk tugu ditengah-tengah kelopak bunga.

    Perkembangan bunga yang dimulai sejak berbentuk kuncup hingga menjadi kayu diperkirakan kurang lebih 2 bulan. Bahkan bunga bangkai yang tumbuh di Taman Wisata Sibolangit pada tahun 1995 masa siklus dari mulai kuncup hingga mekar jauh leih cepat sekitar 22 hari dan waktu tercepat pada saat kelopak bunga layu hanya sekitar 24 jam.

    Bunga bangkai (cadaver scent), terutama di malam hari, yang terkadang aromanya dapat tercium sejauh 25 meter dari tempat tumbuhnya, menarik dan merangsang lalat serta serangga lainnya untuk melakukan penyerbukan.


(Gambar 1. Bunga bangkai dapat mencapai 210 cm)

Banyak orang mengidentikannya dengan bunga bangkai yang satu lagi yaitu Rafflesia arnoldi bunga terbesar di dunia (padma raksasa). Pada hal keduanya memiliki perbedaan yang sangat prinsipil. Persamaan yang paling menonjol diantara kedua kembang ini terletak pada bau atau aroma yang disebarkan. Sedangkan perbedaannya meliputi :

  • Dalam hal bentuk, dimana Rafflesia arnoldi berbentuk bundar melebar sedangkan Arorphophallus titanum berbentuk kerucut seperti agung yang masih berbalut;
  • Bianga Arorphophallus titanum adalah umbi yang tertanam di dalam tanah. Sedangkan Rafflesia arnoldi merupakan parasit yang tumbuh pada akar-akar liana dan yang menyebarkannya terutama adalah babi hutan yang tidak sengaja melukai akar liana dengan injakan. Pada injakan bekas kuku babi hutan itulah spora rafflesia tersimpan dan menemukan tempat yang cocok untuk tumbuh.

DAUN SANG (Johannestijsmania altifrons)

Tumbuhan ini hanya dijumpai di daerah Besitang tepatnya di kawasan 242 Aras Napal, dan beberapa daerah disekitar kawasan tersebut. Persebaran tidak luas dan bersifat endemik tidak ditemukan ditempat lain..

Besitang dapat dicapai dari Medan 2 jam kearah perbatasan Sumatera Utara dan Aceh, selanjutnya ke lokasi di[erlukan waktu 2 jam menuju aras Napal (daerah sekundur), melewati kebun sawit, jalan sangat jelek, bahkan pada musin penghujan sulit dilalui.

PENEMU

Daun Sang Pertama kali ditemukan oleh Propesor Teijsman seorang ahli botani dari Belada. Menurut IUCN jenis tumbuhan ini telah masuk dalam Red Data Book sebagai jenis yang terancam punah.

IDENTIFIKASI

    Daun Sang adalah termasuk keluarga Palmae, yang memiliki daun tunggal ukuran besar mencapai 3 meter panjang dan lebar 1 meter. Karena ukuran dan daunnya yang kuat, masyarakat setempat dahulu memanfaatkan untuk atap rumah.

    Jenis ini termasuk tumbuhan yang tidak tahan kena sinar matahari langsung (jenis toleran), lebih sering hidup dibawah naungan pepohonan. Hidup berkelompok membentuk rumpun namun penyebarannya sangat terbatas.

    (Gambar 1. Daun Sang)

Perkembangan jenis ini lebih banyak berasal dari dari anakan dari pada bijinya yang tertutup oleh kulit tebal yang berbentuk bulat dan bergigi.


UPAYA KONSERVASI

Perubahan habitat berupa penebangan hutan dikonversi menjadi kebun sawit atau perkebunanan, telah menyebabkan tumbuhan ini berkurang populasinya. Dengan adanya pembukaan tajuk, menyebabkan sinar matahari langsung menerpa Daun Sang lama kelamaan mengering dan mati. Dengan mengupayakan pencegahan pembukaan hutan bearti mencegah punahnya jenis ini.

Read More >>

Macam/Jenis Perlindungan Flora Dan Fauna / Hewan Dan Tumbuhan - Metode Pelestarian Alam

Flora dan fauna adalah kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan sangat berguna bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi. Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya manusia dengan Undang-Undang, yaitu seperti :

1. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hewan/binatang yang hampir punah. Contoh : harimau, komodo, tapir, orangutan, dan lain sebagainya.

2. Cagar Alam
Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Contoh : cagar alam ujung kulon, cagar alam way kambas, dsb.

3. Perlindungan Hutan
Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap terjaga dari kerusakan. Contoh : hutan lindung, hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya.

4. Taman Nasional
Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Taman nasional lorentz, taman nasional komodo, taman nasional gunung leuser, dll.

5. Taman Laut
Taman laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagai teknik upaya untuk melindungi kelestariannya dengan bentuk cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dsb. Contoh : Taman laut bunaken, taman laut taka bonerate, taman laut selat pantar, taman laut togean, dan banyak lagi contoh lainnya.

6. Kebun Binatang / Kebun Raya
Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.

Read More >>

Flora Dan Fauna Terlangka

Bunga Bangkai (rafflesia arnoldi)
bunga bangkai.jpeg
Ditemukan oleh rombongan Sir Stamfort (gubernur East Indi Company di Sumatera dan Jawa) dan Dr. Joseph Arnord, seorang naturalis yang mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua nama tersebut diabadikan menjadi nama latin bungan ini oleh Robert Brown.
Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya. Hutan yang terbentang di belasan ribu pulau mengandung berbagai jenis flora dan fauna, yang kadang tidak dapat dijumpai di bagian bumi lainnya dan merupakan salah satu negara Mega Biodiversity (kekayaan akan keanekaragaman hayati ekosistem, sumberdaya genetika, dan spesies yang sangat berlimpah). Tidak kurang dari 47 jenis ekosistem alam yang khas sampai jumlah spesies tumbuhan berbunga yang sudah diketahui, sebanyak 11 % atau sekitar 30.000 jenis dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Sayangnya, banyak jenis tumbuhan tertentu, mengalami kepunahan.
Sampai saat ini, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta tiga cabangnya (Kebun Raya Cibodas,Purwodadi, dan Bedugul Bali) baru mengoleksi 20 % total jenis tumbuhan yang ada di Indonesia. Koleksi anggrek kurang dari 5 % yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Untuk jenis durian saja, Indonesia memiliki puluhan jenis, talas ada 700-an jenis, yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan. Menurut data base yang ada, terdapat 2 juta spesies tumbuhan di dunia dan 60%nya ada di Indonesia. Pemerintah kini terus berupaya untuk menyelamatkan berbagai kekayaan Sumbar Daya Alam berupa tumbuhan langka yang bermanfaat bagi manusia melalui usaha memperbanyak kebun raya, taman nasional, cagar alam dan daerah-daerah konservasi di seluruh Indonesia.
Tidak bisa dibayangkan banyaknya jenis tumbuh-tumbuhan atau flora di dunia ini. Sampai saat inipun banyak kalangan ilmuwan yang berpendapat bahwa belum semua jenis flora yang ada di bumi telah dikenali.
Seperti halnya hewan, jenis-jenis flora sangat ditentukan oleh lingkungan spesifiknya yang disebut juga sebagai habitat. Dengan bantuan manusia, beberapa diantara tumbuh-tumbuhan ini tersebar luas ke berbagai belahan bumi, sehingga ada jenis yang bisa ditemui di banyak negara, dan adapula yang hanya dapat ditemui di habitat asalnya.
Kerusakan lingkungan yang terjadi telah menghancurkan banyak habitat-habitat tumbuhan yang menyebabkan punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu, sehingga turut mempengaruhi kehidupan hewan dan penduduk yang tinggal diatasnya.



ELANG LAUT PUNGGUNG HITAM (Thalassarche melanophrys)

elang.jpeg
Malang benar nasib elang laut punggung hitam. Populasinya terus menyusut karena terjaring secara tak sengaja oleh mata pancing nelayan. Ia pun sering ditemukan mati akibat pemakaian pukat penangkap ikan.
Pada tahun 2002 populasinya tinggal 3 juta ekor. Sejak itu, ia mulai masuk dalam kategori hewan yang dilindungi. Selang setahun, elang laut punggug hitam sudah teridentifikasi sebagai binatang yang hampir punah. Sebanyak 21 spesies elang laut lainnya juga hidup dalam ancaman kepunahan.
Elang laut punggung hitam mengandalkan binatang air berkulit keras seperti kepiting dan udang sebagai pengisi perut. Ia juga menyukai ikan dan cumi-cumi. Kalau sedang sulit mencari mangsa, bangkai dan sampah pun disantapnya.
Binatang ini biasa membuat sarang di lereng-lereng yang curam. Sesekali, daratan datar di tepian pantai juga dijadikannya sebagai rumah. Ia hidup secara berkoloni. Seluruh tempat bermukimnya telah dijadikan sebagai area yang dilindungi. Ini dilakukan agar perkembangbiakan elang laut ini tetap terjaga. Langkah itu sangat penting mengingat perkembangbiakan burung ini cenderung menurun.
Burung bertubuh putih dan bersayap hitam ini paling banyak ditemui di Kep. Falkland, Malvinas. Kep. Campbell, Antipodes, dan Snares (Selandia Baru) juga merupakan sarang elang laut punggung hitam. Selain itu, Islas Diego Ramirez (Chili), Georgia Selatan, dan selatan Kep. Sandwich, Kep. Crozet dan Kerguelen, Kep. Heard dan McDonald, serta Kep. Macquarie (Australia).
Untuk menjaga elang laut punggung hitam dari kepunahan, organisasi konservasi BirdLife International membuat kampanye penyelamatan. Para nelayan dihimbau untuk menerapkan cara pemancingan dan penangkapan ikan yang lebih bersahabat dengan elang laut. Salah satunya ialah dengan menghindari pemakaian pukat.



JALAK BALI (Lencopsar rothcshildi)
jalak bali.jpeg
Dulu, alam indah Pulau Bali adalah surga bagi Jalak Bali. Di sinilah tempat mereka terbang bebas mencari makan dan bersarang. Sebab, Jalak Bali tidak mengenal daerah lain sebagai tempat tinggal.
Sayangnya, belakangan hutan dan savana Bali tidak lagi aman untuk tempat bernaung bagi burung yang pernah menjadi maskot Provinsi Bali ini. Pembukaan lahan untuk ladang dan pertanian membuat pohon sulit ditemui. Padahal, Jalak Bali tidak bisa beradaptasi bersarang di tempat lain, selain lubang bekas sarang burung pelatuk. Di samping itu, perburuan yang tidak terkendali, pemasangan jebakan, dan penembakan liar terus mendera Jalak Bali. Binatang pemakan serangga dan buah ini pun terancam punah.
Di tahun 2001, menurut laporan access Bali online, hanya ada tujuh ekor burung Jalak Bali yang hidup bebas di Taman Nasional Bali Barat. Sementara itu, 230 ekor lainnya hidup di dalam kandang pembiakan di Amerika Utara. Inggris malah berhasil memelihara 520 ekor Jalak Bali.
Jalak Bali termasuk burung yang paling diminati di pasar gelap. Ketiadaannya di alam bebas membuat harga burung yang dikenal dengan nama Bali Starling ini melonjak tinggi. Kabarnya, seekor Jalak Bali dihargai tidak kurang dari Rp. 15 juta. Kendati sudah ada hukum yang menjerat pelaku perburuan Jalak Bali, burung ini tetap saja berada dalam kondisi yang terancam.
Sebetulnya, menurut para pecinta burung, Jalak Bali tidak terlalu spesial. Mereka mengaku keindahan burung ini tidak tercermin dari suaranya. Bulunyalah yang menjadi daya tarik Jalak Bali.
Burung ini berbadan putih. Sementara itu, ujung sayapnya dihiasi warna hitam. Di pipinya, terdapat pola berwarna biru membingkai matanya. Burung ini biasa bersarang berpasangan. Pada zaman dahulu, dalam satu kawanan biasanya terdapat 30 sampai 60 burung.


Arapaima gigas

Bahasan Umum tentang ArwanaArapaima gigas merupakan ikan air tawar terbesar di dunia. Ikan kerabat arwana ini, pada saat dewasa bisa mencapai panjang lebih dari 3 meter, dengan berat sampai dengan 200 kg.

images.jpeg

Mereka termasuk dalam ikan yang bernapas dengan mengambil udara langsug dari atmosfer (obligate air breather). Oleh karena itu, ikan ini harus muncul ke permukaan setiap 5 - 20 menit sekali, tergantung pada ukurannya. Ikan muda, biasanya muncul dipermukaan setiap 5 menit sekali, sedangkan ikan dewasa muncul setiap 18 - 20 menit sekali. .


Arapaima hanya ditemukan di Amazon dan sistem sungai Essequito. Seperti halnya arwana di kita, mereka termasuk dalam daftar satwa langka yang dilindungi olah CITES, IUCN dan dilindungi dengan undang-undang di Guyana.


Di habitatnya, Arapaima merupakan sumber pakan bagi komunitas penduduk setempat. Sampai dengan bulan Desember 2001, populasi mereka diperkirakan kurang dari 850 ekor di wilayah Hutan Iwokara pada ekosistem lahan basah Rupununi.


Syarat Hidup
pH: 6.7 (5.8 -7.2)
GH: 8 (2 -12) (skala Jerman)
Temperatur: 24 - 30 °C
Panjang Maksimum: 450 cm
Pakan: pakan hidup
Reproduksi: egg layer - mouthbrooder
Cahaya: terang tanpa sinar matahari
Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
Zone Renang: atas
Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.


Arapaima memilki "lidah" sepanjang kurang lebih 15 cm pada saat dewasa dan betulang, permukaannya kasar dan sering digunakan oleh penduduk setempat sabagai "amplas" atau kikir untuk menghaluskan permukaan kayu.


Pada saat air dilingkungan ikan ini menyusut, dan kadar oksigen menurun, arapaima akan menghirup udara langsung dari atomosfer. Dan apabila air dilingkungannya kering, ia akan menggulungkan diri membentuk bola, dan membenamkan diri dalam lubang sampai air kembali datang.

Kura Kura Galapagos
kura kura galapagos.jpeg

Kura-kura Galapagos yang telah lama punah "hidup" kembali. Kabar gembira ini datang dari sekelompok ilmuwan yang tergabung dalam Akademi Sains Nasional Inggris. Mereka menemukan keluarga Geochelone elephantopus dalam keadaan hidup. Rencananya, spesies ini akan dikawinsilangkan sehingga menghasilkan spesies yang telah punah.

Persebaran kura-kura serumpun di Galapagos ini membuktikan kebenaran teori Darwin mengenai evolusi. Sebenarnya terdapat sekitar 15 spesies kura-kura Galapagos, namun 4 telah punah dua dekade setelah Darwin melakukan kunjungannya ke pulau tersebut. Kepulauan ini dihuni banyak spesies langka yang tidak ditemukan di belahan dunia lain.

Menurut Gisella Caccone dari Yale University, memang ada kemungkinan kembalinya spesies-spesies yang telah hilang. "Kami mungkin membutuhkan tiga atau empat generasi untuk melakukannya. Secara teori, hal itu dapat dilakukan. Dan saya pikir sangat menarik untuk mengembalikan makhluk yang telah lama hilang," ungkapnya.

Kura-kura Galapagos membutuhkan 25 tahun untuk melahirkan generasi baru. Menemukan familinya merupakan langkah maju, namun menggunakan gen yang ada untuk mengembalikan si kura-kura dari kepunahan memerlukan usaha ekstra.

Tim peneliti berusaha mencari famili-famili yang lain yang membawa gen elephantopus. "Kami harus melihat karakter masing-masing dan mengelompokkan tipe-tipe gen," ujar Dr Caccone. Meski proyek ini telah dimulai, namun hasil akhirnya masih harus menunggu.
Read More >>

Fauna Indonesia

Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis[1]. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia[2]. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam diantaranya: pantai, bukit pasir, estuari, hutan bakau, dan terumbu karang.

Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan[3]. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.

Asal fauna Indonesia

Garis Wallace, membagi fauna Indonesia ke dua kategori

Asal mula fauna Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia[4]. Pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua australia.

Hughasiusilum

Nama dari benua Ausralia 12.000.000 tahun yang lalu untuk sebagai landasan benua Australia yang akan dibentuk dari batuan yang umurnya muda yaitu kurang dari 2 juta tahun.

Benua Australia membentuk superbenua yang dinamakan superbenua selatan Gondwana. Superbenua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu, dan daerah New Guinea (yang dikenal sebagai Sahul) bergerak menuju khatulistiwa. Akibatnya, hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya, menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam ekosistem. Aktivitas ini terus berlanjut dua daerah ini benar-benar terpisah.

Di lain pihak, pengaruh benua Asia merupakan akibat dari reformasi superbenua Laurasia, yang timbul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 milyar tahun yang lalu. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Laurasia benar-benar terpisah, membentuk Laurentia (sekarang Amerika) dan Eurasia. Pada saat itu, sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari superbenua Eurasia. Akibatnya, hewan-hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah kepulauan Indonesia, dan dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah spesies-spesies baru.

Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah, daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis Australasia (Wallacea)[5]. Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, diantara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes); dan diantara Bali dan Lombok.[6] Walaupun jarak antara Bali dan Lombok relatif pendek, sekitar 35 kilometer, distribusi fauna di sini sangat dipengaruhi oleh garis ini. Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek[6].

Paparan Sunda

Gajah Kalimantan, subspesies Gajah Asia

Hewan-hewan di daerah paparan Sunda, yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya, memiliki karakteristik yang menyerupai fauna di Asia. Selama zaman es, setelah Laurasia terpecah, daratan benua Asia terhubung dengan kepulauan Indonesia. Selain itu, kedalaman laut yang relatif dangkal memungkinkan hewan-hewan untuk bermigrasi ke paparan Sunda. Spesies-spesies besar seperti harimau, badak, orangutan, gajah, dan leopard ada di daerah ini, walaupun sebagian hewan ini sekarang dikategorikan terancum punah. Selat Makassar, laut antara Kalimantan dan Sulawesi, serta selat Lombok, antara Bali dan Lombok, yang menjadi pemisah dari Garis Wallace, menandakan akhir dari daerah paparan Sunda.

Mamalia

Paparan Sunda memiliki spesies berjumlah total 381. Dari jumlah itu, 173 di antaranya merupakan spesies endemik daerah ini.[7] Sebagian besar dari spesies-spesies ini terancam keberadaannya. Dua spesies orangutan, Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) dan Pongo abelii (orangutan Sumatra) termasuk dalam daftar merah IUCN. Mamalia terkenal lain, seperti kera berhidung panjang Kalimantan (Nasalis larvatus), badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) juga sangat terancam jumlah populasinya.

Burung

Menurut Konservasi International, sebanyak 771 spesies unggas terdapat di paparan Sunda. Sebanyak 146 spesies merupakan endemik daerah ini. Pulau Jawa dan Bali memiliki paling sedikit 20 spesies endemik, termasuk Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dan Cerek Jawa (Charadrius javanicus).

Reptil dan Amfibia

Sebanyak 449 spesies dari 125 genus reptil diperkirakan hidup di paparan Sunda. Sebanyak 249 spesies dan 24 genus di antaranya adalah endemik. Tiga famili reptil juga merupakan endemik di wilayah ini: Anomochilidae, Xenophidiidae and Lanthanotidae. Famili Lanthanotidae diwakili oleh earless monitor (Lanthanotus borneensis), kadal coklat Kalimantan yang sangat langka dan jarang ditemui. Sekitar 242 spesies amfibia dalam 41 genus hidup di daerah ini. Sebanyak 172 spesies, termasuk Caecilian dan enam genus adalah endemik.

Ikan

Sebanyak hampir 200 spesies baru ditemukan di daerah ini dalam sepuluh tahun terakhir. Sekitar 1000 spesies ikan diketahui hidup di dalam sungai, danau, dan rawa-rawa di paparan Sunda. Kalimantan mempunyai sekitar 430 spesies, dan sekitar 164 di antaranya diduga endemik. Sumatra memiliki 270 spesies, sebanyak 42 di antaranya endemik.[8] Ikan arwana emas (Scleropages formosus) yang cukup terkenal merupakan contoh ikan di daerah ini.

Wallacea

Wallacea merupakan daerah transisi biogeografis antara paparan Sunda ke arah barat, dan daerah Australasian ke arah timur. Daerah ini meliputi sekitar 338.494 km² area daratan, terbagi ke dalam banyak pulau kecil. Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan sebagian Nusa Tenggara merupakan bagian dari daerah ini. Karena faktor geografinya, daerah ini terdiri dari banyak jenis hewan endemik dan spesies fauna yang unik.

Mamalia

Wallacea mempunyai sejumlah 223 spesies asli mamalia. Sebanyak 126 di antaranya merupakan endemik daerah ini. Sebanyak 124 spesies kelelawar bisa ditemukan di daerah ini. Sulawesi, sebagai pulau terbesar di daerah ini memiliki jumlah mamalia yang paling banyak. Sejumlah 136 spesies, 82 spesies dan seperempat genus di antaranya adalah endemik. Spesies yang luar biasa, seperti anoa (Bubalus depressicornis) dan babi rusa (Babyrousa babyrussa) hidup di pulau ini. Sedikitnya tujuh spesies kera (Macaca spp.) dan lima spesies tarsius (Tarsius spp.) juga merupakan hewan khas daerah ini.

Burung

Sebanyak 650 spesies burung bisa ditemui di Wallacea, 265 spesies di antaranya adalah endemik. Di antara 235 genus yang ada, 26 di antaranya merupakan endemik. Sejumlah 16 genus hanya terdapat di Sulawesi dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Kira-kira, sebanyak 356 spesies, termasuk 96 spesies burung endemik hidup di Pulau Sulawesi. Salah satunya adalah maleo (Macrocephalon maleo), jenis burung yang terancam punah dan hanya ditemukan di sekitar Wallacea.

Reptil dan Amfibia

Dengan 222 spesies, 99 di antaranya endemik, Wallacea memiliki jenis reptil yang sangat beragam. Di antaranya adalah 118 spesies kadal yang 60 di antaranya adalah endemik; 98 spesies ular, 37 spesies di antaranya adalah endemik; lima spesies kura-kura, dua spesiesnya merupakan endemik; dan satu spesies buaya, buaya Indo-Pasifik (Crocodylus porosus). Tiga genus endemik ular yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini: Calamorhabdium, Rabdion, dan Cyclotyphlops. Salah satu reptil yang mungkin paling terkenal di Wallacea adalah komodo (Varanus komodoensis), yang diketahui keberadaannya hanya di Pulau Komodo, Padar, Rinca, dan tepi barat Flores.

Sebanyak 58 spesies amfibia khas dapat ditemukan di Wallacea. Sebanyak 32 spesies di antaranya adalah endemik. Ini menggambarkan kombinasi elemen katak daerah Indo-Melayu dan Australasia yang mempesona.

Ikan

Ada sekitar 310 spesies ikan tercatat dari sungai-sungai dan danau-danau Wallacea. Sebanyak 75 spesies di antaranya adalah endemik. Walaupun masih sedikit yang dapat diketahui mengenai ikan ikan dari Kepulauan Maluku dan Kepulauan Sunda Kecil, 6 spesies diketahui sebagai endemik. Di pulau Sulawesi, ada 69 spesies yang diketahui, 53 di antaranya adalah endemik. Danau Malili di Sulawesi Selatan, dengan kedalamannya yang kompleks dan arusnya yang deras memiliki paling sedikit 15 jenis ikan telmatherinid endemik, dua di antaranya mewakili genus endemik, tiga endemik Oryzia, dua endemik halfbeaks, dan tujuh endemik gobie.

Invertebrata

Terdapat sekitar 82 spesies kupu-kupu yang ada di daerah Wallacea, 44 spesies di antaranya adalah endemik. Sejumlah 109 spesies kumbang juga terdapat di sekitar daerah wilayah ini, 79 di antaranya adalah endemik. Satu spesies yang mengagumkan dan mungkin merupakan lebah terbesar di dunia, (Chalicodoma pluto) terdapat di utara Maluku. Serangga yang hewan betinanya bisa tumbuh sampai 4 cm ini, membangun sarang secara komunal pada sarang rayap di pepohonan hutan dataran rendah.

Sekitar 50 moluska endemik, tiga spesies kepiting endemik, dan sejumlah spesies udang endemik juga diketahui berasal dari Wallacea.

Konservasi

Walaupun 45% daerah Indonesian masih belum berpenghuni dan ditutupi hutan tropis, pertumbuhan populasi Indonesia yang tinggi dengan industrialisasinya, secara perlahan mempengaruhi keberadaan fauna di Indonesia. Ditambah lagi, perdagangan hewan ilegal semakin menambah parah kondisi fauna Indonesia, termasuk di antaranya badak, orangutan, harimau, dan beberapa spesies amfibia[5]. Hingga 95% hewan yang dijual di pasar diambil langsung dari hutan dan bukannya melalui konservasi; dan lebih dari 20% hewan ini meninggal dalam perjalanan.[9]. Pada tahun 2003, World Conservation Union mencatat 147 spesies mamalia, 114 burung, 91 ikan dan 2 invertebrata termasuk dalam hewan-hewan yang terancam punah[9]


Read More >>

Followers

 
Basketball Uniforms is a Free Blogger Templates